Ini adalah tulisan lama, dibuat waktu penulis mengikuti mata kuliah Konseling dan Psikoterapi Islam (tahun 2005). Dimuat saat ini terkait peristiwa bom bunuh diri paling anyar di J.W Marriot dan Ritz Carlton. Semoga bermanfaat.
PENDAHULUAN
Maraknya aksi bom bunuh diri akhir-akhir ini menimbulkan kemarahan dan keheranan besar di kalangan masyarakat. Masyarakat marah dan mengutuk karena begitu besarnya korban dan kerusakan yang ditimbulkan oleh aksi itu. Tetapi fakta bahwa si pelaku secara sengaja turut menjadi korban dalam aksinya, sungguh sangat mengherankan dan membuat masyarakat bertanya-tanya. Tindakan membunuh orang lain sekaligus membunuh diri sendiri rasanya sangat sulit diterima akal sehat. Jika seseorang membunuh orang lain sedangkan dirinya tidak ikut terbunuh, itu masih mudah dipahami. Begitu juga jika orang membunuh dirinya sendiri tanpa mengikutsertakan orang lain sebagai korban, itu masih masuk akal. Tetapi jika orang meledakkan dirinya sendiri di tempat ramai, sehingga bukan hanya orang-orang disekitarnya yang menjadi korban melainkan juga dirinya sendiri, bagaimana hal itu bisa dijelaskan?
Selengkapnya di blog saya yang baru, asepsopyan.net.
tapi sepertinya mereka sadar, dan sarat motivasi dalam melakukan hal itu, dalam konsep pemikiran mereka, mereka melakukan hal yang benar dan tidak gila…
mungkin yang perlu dikaji adalah, motivasi seperti apa yang bisa membutakan mata hati itu?
Tulisan bagus mas …
Amerika menghancurkan teroris dengan melakukan terorisme .. stujuh banget
Pingback: Apakah Pelaku Bom Bunuh Diri Itu Sakit Jiwa? - Perjalanan PikiranPerjalanan Pikiran
Pingback: Apakah Pelaku Bom Bunuh Diri Itu Sakit Jiwa? - Perjalanan Pikiran
Pingback: Apakah Pelaku Bom Bunuh Diri Itu Sakit Jiwa? - Perjalanan Pikiran